Prosa, Fiksi dan Drama- Kita berangkat pada Pengetahuan tentang kesusastraan yang merupakan hal wajib sebagai bekal bagi calon guru bahasa, khususnya bahasa Indonesia karena hal tersebut termasuk ketrampilan dasar yang harus dimiliki. Berapresiasi sastra, dapat menambah pengetahuan, wawasan, kesadaran dan kepekaan perasaan, sosial, dan religinya akan
terasah, dan akan timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
terasah, dan akan timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Prosa, fiksi dan drama merupakan objek kajian kesusastraan yang harus kita pahami dengan demikian kita dapat menganalisa, mengapresiasi dan membuat karya prosa, fiksi, dan drama, oleh sebab itu pada makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan prosa, fiksi dan drama.
Dibawah ini saya sudah menyiapkan Makalah Prosa, Fiksi dan Drama yang cukup rinci. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca sendiri.
Dibawah ini saya sudah menyiapkan Makalah Prosa, Fiksi dan Drama yang cukup rinci. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya yang berjudul “Teori Pengkajian Fiksi” menjelaskan bahwa kesusastraan adalah suatu bidang kajian yang termasuk ruang lingkup Bahasa Indonesia di samping kajian kebahasaan yang lain. Materi yang tercakup dalam kesusastraan adalah puisi, prosa, dan drama. Dalam pembelajarannya, materi itu terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Keterintegrasian materi sastra dalam empat keterampilan berbahasa tersebut tujuannya adalah agar memperoleh dan memiliki pengalaman berapresiasi sastra secara langsung.
Pengetahuan tentang kesusastraan adalah hal wajib sebagai bekal bagi calon guru bahasa, khususnya bahasa Indonesia karena hal tersebut termasuk ketrampilan dasar yang harus dimiliki. Berapresiasi sastra, dapat menambah pengetahuan, wawasan, kesadaran dan kepekaan perasaan, sosial, dan religinya akan terasah, dan akan timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Prosa, fiksi dan drama merupakan objek kajian kesusastraan yang harus kita pahami dengan demikian kita dapat menganalisa, mengapresiasi dan membuat karya prosa, fiksi, dan drama, oleh sebab itu pada makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan prosa, fiksi dan drama
1.2 Tujuan
Makalah ini ditulis bertujuan sebagai konsep dalam mempelajari prosa, fiksi dan drama serta jenis karya sastra dan hakikat karya sastra itu sendiri. Pengetahuan tentang karya sastra merupakan pengetahuan wajib para calon guru bahasa Indonesia sebagai bekal dasar yang harus dikuasai. Begitu kompleknya permasalah yang ada dalam prosa, fiksi dan drama menuntut kita jeli dalam memahami dan menganalisa khususnya pada karya sastra prosa dan fiksi.
1.3 Manfaat Penulisan
Semoga dengan makalah ini dapat menjadi menjadi penambah khasanah ilmiah sebagai bekal menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sumber daya manusia yang handal baik dalam bidang skilldan pengetahuan, serta professional dalam bidangnya. Orang yang mau menulis maka dapat mengetahui dimana sisi kelemahan dari hasil karya tulis yang dibuatnya sehingga, dapat memperbaikinya serta menambah pengetahuan bagi penulis sendiri, serta dengan membaca maka pengetahuan akan bertambah dan diharapkan dengan pengetahuan yang yang ada, kita dapat berbagi kepada anak didik kita kita.
BAB II
KAJIAN PERPUSTAKAAN
2.1 Teori
Pertama kali sebuah karya fiksi yang masuk ke Indonesia merupakan karya novel terjemahan,masa ini dinamakan Sastra Melayu Lama sekitar tahun 1870-an. Pada tahun 1920 terbitlah karya sastra berupa prosa seperti novel, cerpen, drama dan lain sebagainya. Angkatan ini dikenal dengan Angkatan Balai Pustaka, karya karya novelis Indonesia yang terkenal pada masa ini adalah Siti Nurbaya, Salah Asuhan, dan Si Cebol Merindukan Bulan Pada masa berikutnya muncullah angkatan Pujangga Baru sebagai reaksi keras atas banyak sensor oleh Penerbit Balai Pustaka. Karya-karya yang terkenal pada masa ini adalah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Belenggu dan Di bawah Lindungan Ka'bah. Lalu muncullah Angkatan '45, angkatan ini lebih realistik dibanding angkatan sebelumnya. Sastrawan yang terkenal di masa ini adalah : Chairil Anwar, Idrus, dan Trisno Sumardjo. Angkatan berikutnya adalah Angkatan 1950-1960. Ciri karya sastra dari angkatan ini di dominasi oleh Cerpen dan Puisi. Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis Karya yang terkenal pada masa ini adalah Mochtar Loebis, Ramadhan K.H, dan W.S. Rendra Dan berikutnya datanglah Angkatan 1966-1970 yang karya sastranya menganut aliran surealis,arketipe dan absurd. Sastrawan terkenal pada masa ini adalah : Taufik Ismail, Umar Kayam, dan Titis Basino. Kemudian pada dekade berikutnya karya sastra lebih di dominasi oleh roman, angkatan ini dinamakan angkatan 1980-1990. Sastrawan terkenal pada zaman ini adalah Nh. Dini dan Pipiet Senja. dan berikutnya adalah Angkatan Reformasi. Pada masa ini banyaknya karya sastra berupa Novel, Cerpen, dan Puisi yang bertemakan sosial dan politik. Dan terakhir adalah Angkatan 2000-an. Novelis terkenal pada masa ini adalah Andrea Hirata.
Drama berasal dari bahasa yunani yang berarti perbuatan atau gerakan. Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat dipentaskan. Oleh karena itu, dalam naskah drama selain percakapan pelaku berisi pula penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, peralatan yang dibutuhkan, penataan pentas atau panggung, music pengiring dan lain-lain.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melaiknkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah dramapun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun nulai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Untuk itu observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu menulis dialog drama agar realistis.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melaiknkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah dramapun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun nulai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Untuk itu observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu menulis dialog drama agar realistis.
2.2 Prosa
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa ini dibatasi pada prosa sebagai genre sastra. Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi).
Kajian kesusastraan sering mengistilahkan prosa sebagai fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata (secara empiris).
jenis-jenis prosa terdiri dari:
1. Prosa lama: prosa lama umumnya tidak diketahui nama pengarangnya. Prosa lama merupakan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Prosa lama berisi petuah atau nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke dalam jenis prosa lama antara lain: Dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat, dan hikayat.
2. Prosa baru: prosa baru adalah prosa yang diciptakan pada masa sekarang. Umumnya prosa baru diketahui secara pasti nama penulis aslinya. Yang termasuk ke dalam jenis prosa baru antara lain: novel, roman, biografi, dan cerpen.
2.3 Fiksi
Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi. Fiksi menurut Altenbernd dan Lewis yang dikutip oleh jakob sumardjo dam bukunya yang berjudul” Apresiasi Kesusastraan”(1955),menjelaskan bahwa fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan – hubungan antar manusia. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, fiksi adalah cerita rekaan (roman, novel, dsb). Sudjiman, Burhan Nurgiantoro (1995), menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, danalur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa.Logika dalam prosa fiksi adlah logika imajnatif, sedangkan logika dalam nonfiksi adalah logika factual.Prosa fiksi dapat dibedakan atas pendek dan novel.
2.4 Drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihandibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk di pentaskan atau di pertunjukkan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.Cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg khusus disusun untuk pertunjukan teater. Drama juga dapat di beri pengertian ceritra atau karangan yang berbentuk skenario lengkap, dimana semuanya telah diuraikan secara rinci oleh penulis drama, misalnya kalimat-kalimat yang harus diucapkan oleh pemain, sikap dan gerak-gerik yang harus dimainkan oleh pemain juga tempat adegan dalam cerita drama diuraikan secara rinci oleh penulisnya. Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan bahasa golongan pelaku. Bahasa jongos berbeda dengan bahasa majikan, guru, dokter, pujangga dan lain-lain.
2.4.1 Unsur-Unsur Drama Dalam Karya Sastra
Drama dalam bentuk karya sastra yang melukiskan kehidupan manusia melalui lakuan atau dialog. Drama diproyeksikan di atas pentas sebagai seni pertunjukan. Hakikat drama adalah dialog dan konflik yang bersifat hakiki. Dialog adalah percakapan tokoh dengan tokoh lainnya. Adapun macam-macam drama adalah:
1. Tragedi adalah drama yang diwarnai kesedihan
2. Komedi adalah drama yang diwarnai kegembiraan
3. Tragedi-komedi adalah drama gabungan antara drama tragedi dan komedi
4. Pantonim adalah drama yang hanya menampilkan mimik dan gerakan
Adapun unsur-unsur drama antara lain:
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama di dalam drama itu sendiri. Berikut adalah uraian unsur intrinsik drama:
a. Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan dalam suatu drama. Dalam drama tokoh diperankan oleh seorang actor. Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita tokoh dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:
1) Tokoh protagonis Adalah tokoh yang membangun cerita, biasanya ada satu atau dua figure tokoh protagonist utamayang dibantu oleh tokoh-rokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita.
2) Tokoh antagonis Adalah tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita beberapa figure pembantu yang ikut menentang cerita
3) Tokoh tritagonis Adalah tokoh pembantu, baikuntuk tokoh protagonist maupun untuk tokoh antagonis. Watak seorang tokoh dalam drama dapat dilihat dari ucapan-ucapan. Seorang tokoh dapat diketahui usia, latar belakang sosial, moral dan suasana kejiwaan.
BAB III
METODE PEMBELAJARAN
3.1 Ceramah
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal . Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.(Sanjaya,2009). Dalam metode ceramah ( lecture method) merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini dipandang paling efektif dala mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya faham siswa. Metode ini sampai sekarang masih sering digunakan. Guru biasanya belum merasa puas jika tidak melakukan ceramah. Seolah-olah jika tidak ada ceramah tidak ada proses pembelajaran.
Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengkuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan buku dan alat bantu peraga.Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu proses penyampaian informasi dari pengajar kepada peserta didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.
Kelebihan model pembelajaran ceramah dibandingkan dengan model pengajaran lainnya adalah
1. Guru mudah menguasai kelas,
2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar,
3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar,
4. Mudah dilaksanakan ,
5. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL juga memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya. kelemahan pelaksanaan PBL yakni
1. Pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep yang diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja,
2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan,
3. Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat terlupakan,
4. Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.
3.1.1 Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Ceramah
Dalam perkembangannya, pembelajaran ceramah dilandasi oleh :
1. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.
3.1.2 Metode Ceramah yang Menyenangkan
Metode ceramah yang monoton, memanglah dirasakan sangat membosankan bagi para peserta didiknya, apalagi bila disajikan dalam bentuk dongeng, yang berfungsi sebagai pengantar siswanya untuk tidur di malam yang hening, bahkan kadang kala si pengajar melenceng dari materi yang semestinya disampaikan, justru ia malah menceritakan tentang keadaan keluarganya, sampai ke para tetangganya, seolah-olah si guru itu curhat kepada muridnya. Hal ini serupoa dengan sebuah situs dari internet yang menceritakan
Ini adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh karena itu kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak dari personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi terjadi pada diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak menarik, bahkan sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
Lalu bagaimana sebenarnya metode ceramah yang baik dan menyenangkan? Maka jawabnya adalah :
Ini adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh karena itu kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak dari personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi terjadi pada diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak menarik, bahkan sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
Lalu bagaimana sebenarnya metode ceramah yang baik dan menyenangkan? Maka jawabnya adalah :
1. Seorang guru harus menciptakan situasi belajar (class orcestra) yang efektif, efisien dan menyenangkan bagi siswanya, karena dengan senangnya itu, si anak akan mau belajar (khusunya dalam pembelajaran matematika), dan menjadi pintar, bukan gurunya saja yang pintar.
2. Menggunakan strategi yang tepat, jadi sang guru itu harus menguasai berbagai macam metode, teknik, dan pendekatan, serta mempunyai keterampilan khusus dalam penyampaian materi.
3. Kreatif, sehingga siswa tidak bosan, karena terdapat inovasi dalam penyampaian materi.
4. Menggunalkan lebih dari satu metode, yang biasa kita sebut ‘Metode Ceramah Plus’, jadi dengan metode ceramah plus ini, kita dapat menggabungkan metode ceramah dengan metode lainnya, seprti dengan metode diskusi, yang disisipi tanya jawab sehingga siswa tidak pasif, dengan drill method, siswa langsung mempraktekan sendiri keterampilan yang sedang diajarkan, bagaimana cara membuatnya, menggunakannya, apa manfaatnya dan sebagainya, dengan metode demonstrasi, yang langsung memperagakan alat peraganya, dan banyak lagi metode yang dapat digabungkan dengan metode ceramah, bahkan akan menjadi lebih banyak lagi jika anda sebagai calon guru masa depan, memanfaatkan otak anda untuk berkreatifitas dalam menciptakan teknik pembelajaran.
5. Memanfaatkan teknologi, penyajian ceramah pastinya akan menjadi sangat menarik jika disajikan dengan bantun LCD, seorang guru hanya membawa laptop, sambungkan ke LCD, muncullah bahan/materi-materi yang akan disampaikan, jadi guru dapat menjelaskan semenarik mungkin kepada siswa, yang tidak akan membuat siswa menjadi bosan dan mengantuk, dan tentunya materi yang disampaikan menjadi lebih sistematis, karena telah dirancang sebelumnya.
Kelebihan Metode Ceramah
b. Dapat menampung banyak siswa, sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan si pengajar, dan biaya pun menjadi relatif lebih murah.
c. Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan se efektif mungkin
d. Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus dengan lebih mudah dan lebih cepat.
e. Sangat baik, jika terbatasnya jumlah buku dan alat peraga.
Kekurangan Metode Ceramah
a. Kegiatan belajar mengajar akan mejadi tidak efektif, bahkan membosankan, karena tidak adanya interaksi dalam kegiatan itu.
b. Terlalu banyaknya materi yang di ceramahkan (disampaikan) akan membuat si anak tidak mampu menguasai semua materi.
c. Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih mudah terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan (learning to do).
d. Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote learning), sehingga akan kebingungan bila ditanya pengertian dan asal muasal suatu rumus misalnya dalam pembelajaran matematik.
3.2 Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Atau Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh pengetahuan tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar pelajaran dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan merangsang semangat bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang lebih sesuai untuk menjamin pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran. Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan antara guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan yang akan diambil. Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang sejati atau hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan pendapat mereka sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa produktif harus ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat didasarkan atas rasa saling menghormati pendapat setiap orang yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu usaha bersama..
Strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran. Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dapat pula diartikan sebagai usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa untu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebaikan Metode Diskusi
Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifkiasi, mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menarik kesimpulan, mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat melatih anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan member rasional sehubungan dengan pendapat yang orang kemukakan.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
1. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
8. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis
Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Drama adalah pembicaraan yang diucapkan dan sesuai di atas panggung. Drama memiliki dua unsur. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama di dalam drama itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar drama namun berkaitan dengan cerita drama tersebut.
2. Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.
3. Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi), prosa terbagi atas dua yaitu prosa lama dengan prosa baru. Prosa lama umumnya tidak diketahui pengarangnya, Prosa lama merupakan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi sedangkan prosa baru yaitu prosa yang sekarang dan pengarangnya diketahui dengan pasti.
4. Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengkuti secara pasif. Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi yang searah.
5. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan
4.2 Saran-saran
Dengan lahirnya makalah ini semoga dapat membantu mahasiswa untuk memperoleh informasi tentang sastra serta untuk memperdalam mempelajari bahasa Indonesia tentang kajian prosa fiksi dan drama serta jenis-jenis karya sastra dan hakikat karya sastra sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri. 2006. Kreative (Bahasa Indonesia XII B).Semarang: Viva Pakarindo.
Fabregas liliwana. 2012.
Harefa, Andreas. 2002. Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Indratti, Fatmi. 2002. Mefi SMP (Bahasa Indonesia IX B). Semarang: Mefi Caraka.
Jabrohim. Anwar, Chairul dan Sayuti, Suminto A. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sekian ulasan saya mengenai Makalah Prosa, Fiksi dan Drama , semoga bermanfaat bagi kita semua. Silahkan bagi anda yang ingin berkomentar, komentar anda merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi saya.
Sekian ulasan saya mengenai Makalah Prosa, Fiksi dan Drama , semoga bermanfaat bagi kita semua. Silahkan bagi anda yang ingin berkomentar, komentar anda merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi saya.
Baca Juga Artikel Lainnya :