BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu, manusia cenderung hidup dalam unit-unit sosial. Dalam unit sosial ada mekanisme sosial yang menerapkan peraturan tertentu, lengkap dengan imbalan dan sanksinya dalam peraturan formal maupun peraturan informal. Suatu unit sosial biasanya cenderung membedakan tindakan para anggotanya menurut dua dimensi, yaitu vertikal (stratifikasi) dan horizontal (diferensiasi). Berdasarkan kekayaan yang diperoleh dari pekerjaan dapat dibagi dalam beberapa lapisan (strata).
Unit sosial biasanya memberikan peran tersendiri kepada para anggotanya. Peran baru dapat menjadi tindakan ketika orang menjalankan hak dan kewajiban yang ditetapkan secara normatif. Dengan memahami struktur sosial maka kita dapat menganalisis suatu fenomena sosial, sehingga dapat dilihat bahwa:
· Buruh bertindak secara seragam, yang bersifat tipikal, khas, unik apabila dibandingkan dengan anggota lainnya;
· Buruh menempati posisi tertentu dalam stratifikasi dan diferensiasi;
· Ada hubungan-hubungan tertentu antara buruh dengan para anggota lainnya;
· Munculnya masalah-masalah perburuhan harus dikaji secarakomprehensif, bukan sekadar dari buruh itu sendiri, melainkan juga dari para anggota unit sosial lainnya.
· Secara tidak langsung buruh menyadari bahwa ia adalah kelompok yang terorganisasi, relatif lebih terdidik, memiliki dukungan politik, yang memadai dari masyarakat, mampu melakukan tekanan-tekanan baik terhadap perusahaan maupun pemerintah. Masyarakat, melalui negara, memang memberikan hak formal kepada buruh untuk melakukan pemogokan, bahkan sejumlah masyarakat mendorongnya.
B. Kedudukan Buruh di Pabrik
Dari satu segi, pabrik dapat dipandang sebagai unit sosial. Karena itu, sebagaimana keluarga atau masyarakat, ia memiliki struktur sosial. Para anggotanya dapat dibedakan secara vertikal (stratifikasi) dan secara horizontal (diferensiasi).
I. Stratifikasi
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.
Ø Pengertian stratifikasi menurut para ahli :
· Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis.
· Menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
· Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
· Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Berarti, stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Ø Menurut Soerjono soekanto dari sifatnya stratifikasi sosial terbagi atas 3 lapisan :
· Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.
Contoh : ( kaum Feodal )Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan
· Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Contoh : seorang bekerja sebagai buruh dan juga sebagai mahasiswa dan setelah mendapat ijazah dan dia dapat mencalongkan diri sebagai karyawan dalam pabrik dan bukan lagi sebagai buruh, jadi statusnya meningkat.
· Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Contoh : Seorang di Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Ø Secara vertikal pada dasarnya pabrik terdiri dari tiga kelompok:
· Industrialis atau pengusaha pada puncak stratifikasi Pengusaha dapat dibagi dalam subkelompok pemilik sekaligus pengusaha (manajemen) dan pemilik tanpa jabatan struktural dalam perusahaan
· Manajemen, pengendali utama kegiatan pabrik sehari-hari yang kekuasaannya bersumber pada profesional atau profesional dan kepemilikan. Manajemen dapat dibagi dalam subkelompok manajemen puncak (top management), manajemen menengah (middle management), staf pendukung (supporting staff).
· Buruh, tidak memiliki modal, alat produksi, keterampilan otak yang memadai. Buruh dapat dikelompokkan dalam subkelompok manajemen tingkat pertama, kepala regu, buruh massal.
Manajer lebih suka mengangkat mandor dari luar dengan pertimbangan memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengoperasikan dan atau mengawasi mesin dan pekerjaan pada umumnya, lebih mudah berkomunikasi dengan pihak manajer, dan lebih loyal kepada manajer.
II. Diferensiasi
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar.
Secara horizontal sebenarnya setiap buruh massal berada dalam kedudukan yang sama, hal yang membedakan adalah spesifikasi bidang tugas dan atau divisi asal buruh yang ada di pabrik. Ada beberapa pengecualian kecil, yaitu dalam beberapa kasus terjadi hubungan buruh yang bersifat silang. Selain pemimpin formal dalam pabrik, kadang-kadang ada pemimpin informal dan kadang-kadang ada juga peraturan nonformal yang disepakati bersama. Pelanggaran terhadap kesepakatan non-formal akan mendapat sanksi sosial dari para buruh.
C. Kedudukan Buruh dalam Masyarakat
Dalam beberapa hal ada kesejajaran antara struktur sosial di pabrik dengan struktur sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial ada enam lapisan atas-atas, atas-bawah, menengah-atas, menengah-bawah, bawah-atas, dan bawah-bawah. Stratifikasi ini dapat disederhanakan menjadi tiga tetapi dapat menghilangkan informasi yang relevan.
· Lapisan paling atas adalah menteri.
· Lapisan atas-bawah adalah Gubernur, perwira tinggi, guru besar, dan pengusaha besar.
· lapisan menengah-atas terdiri dari diplomat, Kepala Dati II, dokter, dosen, perwira menengah hingga pengusaha skala menengah.
· Lapisan menengah-bawah terdiri dari akuntan, asisten manajer, pastur, guru, pramugari, pengusaha kecil hingga petani sedang dan pegawai TU.
· Lapisan bawah-atas terdiri dari masinis, nelayan, montir, sopir, satpam. Pabrik hanya mempunyai 4 lapisan, yaitu atas-bawah, menengah atas, menengah-bawah, bawah-atas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Struktur Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu, manusia cenderung hidup dalam unit-unit sosial. Dalam unit sosial ada mekanisme sosial yang menerapkan peraturan tertentu, lengkap dengan imbalan dan sanksinya dalam peraturan formal maupun peraturan informal.
2. Kedudukan Buruh Di Pabrik
Suatu unit sosial biasanya cenderung membedakan tindakan para anggotanya menurut dua dimensi, yaitu vertikal (stratifikasi) dan horizontal (diferensiasi). Berdasarkan kekayaan yang diperoleh dari pekerjaan dapat dibagi dalam beberapa lapisan (strata).
· Stratifikasi
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak
· Diferensiasi
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar.
3. Kedudukan Buruh Di Masyarakat
Dalam beberapa hal ada kesejajaran antara struktur sosial di pabrik dengan struktur sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial ada enam lapisan atas-atas, atas-bawah, menengah-atas, menengah-bawah, bawah-atas, dan bawah-bawah. Stratifikasi ini dapat disederhanakan menjadi tiga tetapi dapat menghilangkan informasi yang relevan.
B. SARAN
Semoga Materi dalam makalah kami ini dapat memberikan banyak mamfaat dan pengetahuan tentang “struktur sosial dan kedudukan buruh” serta dapat menjadikan kita sebagai generasi bangsa yang akan membantu permasalahan dalam negara kita terutama “permasalahan buruh”.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-industri/
Sumber : http://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-industri/
http://febriirawanto.blogspot.com/